Unduh Aplikasi Guru Binar
Umum
Author : Fajar Tri
Editor :

Mengenang Sejarah Lahirnya Hari Guru dan Hari Pendidikan Nasional

Salah satu momen bersejarah yang tidak boleh dilupakan adalah dibentuknya organisasi Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI). Kemunculan organisasi ini adalah sebagai wujud dari perjuangan para guru di tanah air yang sudah dimulai sejak tahun 1912 masa Hindia Belanda. Perjuangan inilah yang menjadi cikal bakal munculnya Hari Guru di Indonesia.

Terbentuknya sejarah Hari Guru ini diawali dari pendirian Sekolah Guru Negeri pada tahun 1851 yang berada di daerah Surakarta. Nah, mereka yang menuntut ilmu di sekolah tersebut akan dipersiapkan menjadi calon guru-guru di berbagai desa. Sedangkan pada masa pendudukan Jepang terbentuklah organisasi bernama "Guru" pada tahun 1943 di Jakarta.

Pembentukan organisasi ini diprakarsai oleh Amin Singgih bersama dengan kawan-kawannya. Tujuan dari pembentukan organisasi Guru ini untuk memberikan teladan yang nyata pada generasi penerus bangsa. Hal ini ditunjukkan dengan bukti nyata bahwasannya para guru di Indonesia tetap menempuh kesatuan nasional. 

Kala masa penjajahan Jepang, mereka selalu mengadakan pelatihan guru di Jakarta yang mana pelatihan tersebut diikuti oleh setiap guru baik di kabupaten maupun di daerah-daerah. Namun, dalam pelatihan tersebut justru para guru diajarkan hal-hal yang berkaitan dengan ideologi Jepang. Seperti halnya indoktrinasi ideologi "Hakko i-chiu" dalam rangka kemakmuran bersama. 

Selain itu, para guru juga diberi latihan kemiliteran dengan semangat Jepang atau “Nippon Seishin”. Mereka juga harus mempelajari bahasa Jepang dan adat istiadatnya. Para guru juga diajarkan ilmu bumi ditinjau dari segi geopolitik dan ajaran-ajaran lagu-lagu serta nyanyian-nyanyian Jepang.

Akan tetapi, seperti yang telah diketahui bahwa pendudukan Jepang tak berlangsung lama. Sehingga hal ini menjadi kesempatan emas bagi Indonesia untuk melepaskan diri dari penjajahan Jepang dan menjadi negara merdeka. Dari kemerdekaan inilah yang kemudian menjadi modal utama bagi perjuangan dan jati diri para guru di tanah air.

Pasca kemerdekaan, para guru di Indonesia melangsungkan Kongres Pendidik Bangsa di Sekolah Guru Puteri di Surakarta yang dipimpin oleh para tokoh pendidik. Salah satunya ialah Amin Singgih, Rh. Koesnan, dan kawan-kawannya. Kongres tersebut berlangsung selama dua hari, yaitu pada 24-25 November 1945.

Hasil dari kongres tersebut lahirlah organisasi Persatuan Guru Republik Indonesia atau biasa disingkat dengan PGRI. Semenjak saat itulah PGRI lahir sebagai wadah perjuangan bagi para kaum guru untuk turut serta dalam menegakkan dan mempertahankan Indonesia. Tak luput juga keikutsertaannya dalam rangka mengisi kemerdekaan Negara Kesatuan Republik Indonesia.

Berdasarkan sejarah tersebut, lahirlah Hari Guru yang telah diakui oleh Persatuan Guru Republik Indonesia dan pemerintah Republik Indonesia. Kemudian, terbitlah Keputusan Presiden Nomor 78 Tahun 1994 yang menetapkan hari lahir PGRI pada tanggal 25 November.  Dengan demikian, setiap tanggal 25 November diperingati sebagai Hari Guru Nasional.

Tak luput dari Hari Guru Nasional, di Indonesia juga diperingati Hari Pendidikan Nasional setiap tanggal 2 Mei. Di mana, hari tersebut bertepatan dengan hari ulang tahun Ki Hajar Dewantara sebagai tokoh pahlawan nasional. Ki Hajar Dewantara merupakan tokoh pahlawan yang juga dihormati sebagai Bapak Pendidikan Indonesia. 

Sejarah Hari Pendidikan Nasional di Indonesia memang tak dapat dilepaskan dari sosok dan perjuangan Ki Hajar Dewantara. Beliau merupakan tokoh pelopor pendidikan bagi kaum pribumi Indonesia. Hal ini lantaran kaum pribumi tidak diperbolehkan untuk mengenyam pendidikan kala zaman penjajahan Belanda.

Berkaitan dengan hal itu, Ki Hajar Dewantara berani untuk menentang kebijakan pendidikan pemerintah yang diberlakukan oleh pemerintah Belanda. Pada saat itu hanya anak-anak kelahiran Belanda dan kaum priyayi saja yang diperbolehkan bersekolah. Kritikan dari Ki Hajar Dewantara menyebabkan dirinya diasingkan ke Belanda.

Beliau diasingkan ke Belanda bersama dengan dua rekannya, yaitu Ernest Douwes Dekker dan Tjipto Mangoenkoesoemo. Nah, ketiga tokoh tersebutlah yang kemudian dikenal dengan “Tiga Serangkai”. Ketika mereka kembali ke Indonesia, beliau mendirikan sebuah lembaga pendidikan National Onderwijs Instituut Taman Siswa.

Selain itu, Ki Hajar Dewantara juga memiliki semboyan yang selalu beliau terapkan dalam sistem pendidikan di Indonesia. Nah, semboyan terkenal dari Ki Hajar Dewantara yaitu “Ing Ngarso Sung Tulodo, Ing Madyo Mangun Karso, Tut Wuri Handayani”. Nah, hingga saat ini semboyan tersebut sangat dikenal di kalangan pendidikan Indonesia.

Semboyan tersebut memiliki arti bahwa di depan, seorang pendidik haruslah memberikan teladan yang baik. Sedangkan ketika di tengah atau di antara para murid, seorang guru haruslah menciptakan prakarsa dan idenya. Kemudian, dari belakang seorang guru haruslah bisa memberi dorongan dan arahan kepada murid-muridnya.

Pernyataan dari Ki Hajar Dewantara menunjukkan bahwa apa yang seharusnya lahir dari pendidikan itu ialah supaya anak-anak dapat berpikir dan mandiri. Sehingga mereka mampu berpikir dan bertindak mengatasi berbagai permasalahan. Keberhasilan sebuah pendidikan yakni ketika anak mampu mengenali tantangan di depannya dan tahu cara mengatasinya.

Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa peran guru sangatlah krusial dalam membentuk jiwa dan karakter generasi penerus bangsa. Oleh sebab itu, guna dapat mengenang kembali akan sejarah perjuangan dari Ki Hajar Dewantara dan para guru pemerintah menetapkan peringatan Hari Guru dan Hari Pendidikan Nasional.

Sumber dan referensi :

Seluruh materi yang terkandung dalam website ini dilindungi oleh Hak Cipta, dan tidak dapat diproduksi ulang, dipublikasi kembali, didistribusikan kembali, dikirimkan, ditampilkan, disebarluaskan atau dipergunakan dengan cara apapun tanpa persetujuan tertulis terlebih dahulu dari pihak Guru Binar.
Nama dan logo dari Guru binar serta hal-hal lain terkait merek, nama usaha dan hak kekayaan intelektual lainnya merupakan milik Guru binar dan tidak dapat digunakan tanpa persetujuan tertulis terlebih dahulu dari Guru Binar. Sebagai catatan, beberapa konten yang tertera dalam website ini mungkin tunduk pada ketentuan hak cipta pihak ketiga lainnya.
Seluruh data dan informasi yang diberikan oleh pengguna/peserta hanya akan digunakan untuk kepentingan pelaksanaan program Guru Binar atau terkait dengan kegiatan yang diselenggarakan oleh Guru Binar, dan tidak akan disebarluaskan, dialihkan, diberikan kepada pihak lain, baik secara langsung ataupun tidak langsung kepada pihak manapun tanpa persetujuan terlebih dahulu dari pemilik data dan informasi, kecuali jika dibutuhkan untuk urusan proses hukum yang berlaku di wilayah Negara Republik Indonesia. Guru Binar akan melakukan upaya optimal untuk memastikan keamanan dan kerahasiaan data yang diberikan.