Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Kemendikbudristek) kini sangat gencar mengumandangkan Kurikulum Merdeka atau yang lebih dikenal dengan IKM. Kurikulum merdeka diharapkan mampu mendorong konten pembelajaran yang lebih optimal agar peserta didik memiliki waktu yang cukup untuk mendalami konsep (Knowlage) dan memperkuat kompetensi (Skill). Selain itu, proses pembelajaran pada Kurikulum Merdeka dapat memberikan keleluasaan guru dalam memilih berbagai perangkat ajar hingga proses pembelajaran yang sesuai dengan minat dan bakat peserta didik.
Salah satu yang menjadi kekhasan Kurikulum Merdeka adalah pembelajaran berbasis proyek yang mengarah pada Penguatan Profil Pelajar Pancasila. Dalam Buku Saku Tanya Jawab Kurikulum Merdeka Kemendikbudristek dijelaskan bahwa penguatan Profil Pelajar Pancasila adalah sebuah pendekatan pembelajaran melalui projek dengan sasaran utama mencapai dimensi Profil Pelajar Pancasila. Dengan demikian, walaupun pada dasarnya Kurikulum Merdeka berfokus pada siswa, namun dalam kurikulum ini guru diberikan keleluasan untuk merencanakan dan melaksanakan pembelajaran sesuai dengan minat dan bakat peserta didik.
Peran Guru dalam Implementasi Kurikulum Merdeka
Kurikulum merdeka mempunyai dua struktur khusus yang menjadi khas, yaitu kegiatan yang bersifat intrakurikuler dan kegiatan bersifat proyek baik secara perorangan maupun kelompok yang penerapannya diserahkan sepenuhnya kepada sekolah, yang berarti guru bertanggung jawab secara penuh terkait keberhasilan Implementasi Kurikulum Merdeka di sekolah. Keberhasilan Kurikulum merdeka dapat dilihat dari keefektifitasan kegiatan pembelajaran, yang berarti mempunyai hubungan dengan proses pembelajaran. Daya dukung proses pembeljaran dapat dilihat dari reaksi atau respon siswa saat pembelajaran sedang berlangsung.
Efektifitas kegiatan pembelajaran dapat dilihat dari karakteristik seorang guru dalam mengajar dan karakteristik seorang siswa dalam menerima pembelajaran. Dalam sebuah kegiatan pembelajaran dapat dikatakan efektif yaitu ketika siswa diberikan kesempatan untuk belajar dengan sendirinya dengan tujuan bahwa mereka dapat mengembangkan potensi dan kemampuan yang mereka miliki secara pribadi. Pembelajaran efektif diharapkan mampu menunjukkan keterampilan dari siswa yang telah menguasai kompetensinya baik secara hard skill maupun soft skill. Hal yang dapat menentukan efektivitas pembelajaran adalah faktor internal dari dalam diri siswa dan factor eksternal yaitu lingkungan (sekolah dan rumah). Lebih lanjut dapat dijelaskan sebagai berikut:
- Faktor internal dari dalam diri siswa (Raw Input), meliputi keadaan fisik, psikologi dan fisiologi
- Faktor ekternal dari lingkungan (Enviromental Input), meliputi lingkungan sosial dan faktor sekitar berupa sarana prasarana, fasilitas, rencana pembelajaran, kurikulum, keadaan lingkungan masyarakat dan yang paling penting adalah seorang guru.
Jika dilihat dari berbagai sudut pandang, tentunya banyak hal yang mempengaruhi efektivtas dalam kegiatan pembelajaran. Namun, dari semua hal tersebut, tonggak utama penentu efektivitas pembelajaran adalah seorang guru. Yang mana seorang guru merupakan tenaga pengajar yang turut aktif dalam interaksi secara langsung dengan siswa di dalam kelas. Hal ini sesuai dengan salah satu peran seorang guru yaitu sebagai fasilitator. Guru sebagai fasilitator dapat diartikan bahwa melalui guru pembelajaran di dalam kelas terasa lebih menyenangkan atau bahkan sebaliknya.
Tuntutan akan peran dan tanggung jawab seorang guru akan selalu berubah sesuai dengan perkembangan zaman. Di era yang serba digital ini, seorang guru harus mampu menyesuaikan diri dengan terus beradaptasi mengikuti perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Selain itu, guru harus mampu berinovasi dan berimprovisasi dalam kegiatan pembelajaran, guru harus berperan sebagai fasilitator bagi siswa dalam kegiatan pembelajaran yang mengarah pada implementasi kurikulum merdeka..Sebagai seorang guru harus benar-benar menanamkan dalam hati dan dirinya untuk bisa tergerak, bergerak dan menggerakkan dalam rangka mewujdukan misi mulia kemendikbudristek yaitu merdeka berlajar. Guru sebagai penggerak merdeka belajar berarti seorang guru dituntut untuk mampu bersikap aktif, kreatif, inovatif serta terampil gurna menjadi fasilitator yang baik sebagai penggerak perubahan di sekolah. Guru sebagai penggerak merdeka belajar bukan hanya dapat menguasai dan mengajar secara efektif dikelas, melainkan juga harus mampu memciptakan lingkungan yang baik dengan membangun kedekatan emosional dengan siswa. Selain itu, guru juga dituntut untuk dapat memanfaatkan berbagai teknologi yang ada untuk meningkatkan kualitas pembelajaran. Seorang guru harus mempu mengevaluasi diri sediri untuk memperbaiki kesalahan dan kekurangan selama kegiatan belajar mengajar berlangsung. Melalui kebijakan merdeka belajar, seluruh guru perlu mengukur dan mengevaluasi diri agar dapat menyesuaikan terkait perkembangan zaman seperti saat ini. Hal ini dilakukan agar seorang guru tidak kalah dalam hal informasi dan penggunaan teknologi dengan siswa. Selain itu, guru sebagai penggerak merdeka belajar harus dapat menanamkan nilai-nilai baik ditengah maraknya perubahan yang dapat terjadi dengan cepat karena mudahnya akses dan penggunaan teknologi yang semakin mudah.
Guru Penggerak Role Model Guru Merdeka
Salah satu usaha yang dilakukan untuk merealisasikan mimpi besar merdeka belajar adalah dengan guru penggerak dalam pembelajaran. Guru penggerak dalam merdeka belajar merupakan seorang guru yang mampu mengarahkan siswa dalam mengembangkan dirinya secara menyeluruh (utuh), yang mana seorang siswa harus memiliki kemampuan berpikir kritis dan daya cipta yang kreatif. Dalam implementasi kurikulum merdeka, seorang guru penggerak harus mampu melaksanakan proses pembelajaran yang berpihak pada siswa untuk mewujudkan profil pelajar panasila sesuai dengan harapan mendikbudristek. Mendikbudristek Nadiem Anwar Makarim pernah mengatakan bahwa ujung tombak dari transformasi pendidikan merdeka belajar adalah guru penggerak. Guru penggerak tidak boleh hanya berfokus pada kurikulum yang ditentukan, tetapi seorang guru penggerak harus berupaya mengubah semua aktifitas belajar unuk mencapai standard profil pelajar pancasila, yaitu siswa yang beriman, bertakwa, memiliki akhlak mulia, kreatif, mampu bergotong royong, memiliki jiwa kebinekaan global, berpikir kritis, serta memiliki kemandirian. Guru penggerak dalam melaksanakan pembelajaran harus mampu menyesuaikan dengan keadaan zaman. Dalam era modern ini seorang guru penggerak harus bias menyesuaikan perkembangan teknologi dan mempu menyeimbangkan tuntutan zaman dalam era modern sembari tetap memperhatikan karakter siswa.
Selain sebagai pemimpin pembelajaran yang memfasilitasi siswa sesuai dengan kodrat alam dan kodrat zamannya, guru penggerak adalah guru yang menggerakkan guru lain dalam pembelajaran merdeka belajar sehingga potensi siswa bias berkembang secara holistic. Guru penggerak dalam merdeka belajar tidak hanya mampu mengelola pembelajaran secara efektif tetapi harus mempu menciptakan hubungan yang baik dengan siswa dalam komunitasnya menggunakan teknologi yang ada demi meningkatkan mutu pembelajaran serta harus melakukan refleksi dan evaluasi secara continue dalam rangka memperbaiki praktik pembelajaran yang terus menerus. Guru penggerak harus mampu menjadi teladan yang memiliki kemampuan dan daya juang untuk membawa perubahan yang baik dalam ekosistem pendidikan didalam sekolah pada khususnya dan Indonesia pada umumnya.
Sesuai dengan yang telah dicanangkan oleh Kemendikbudristek tentang guru penggerak dalam merdeka belajar, diharapkan guru penggerak mampu bersinergi dan berkolaborasi untuk mencapai perubahan pendidikan kea rah yang lebih baik dalam meningkatkan mutu pendidikan yang berkualitas dan memiliki daya saing. Guru penggerak harus mampu menggerakkan rekan guru lain untuk selalu berinovasi. Seorang guru penggerak merupakan pemimpin pembelajaran dalam merdeka belajar yang memiliki kemampuan dalam menggerakkan ekosistem pendidikan dalam mewujudkan pendidikan yang memihak pada siswa. Sebagai seorang guru penggerak dalam merdeka belajar, sudah barang tentu harus mempunyai kompetensi kepribadain yang matang, baik secara moral maupun spiritual sehingga guru penggerak benar-benar menjadi role model guru merdeka yang selalu membawa perubahan positif untuk siswa dan semua warga sekolah.
Guru penggerak tidak sebatas melaksanakan tugasnya sebagai pengajar dalam menyiapkan perencanaan pembelajaran dan menyampaikan materi pada siswa, namun harus mempunyai kemauan dan kemampuan dalam memimpin, berinovasi serta melakukan perubah, hal inilah yang mendasari bahwa seorang guru penggerak adalah guru merdeka yang terus tergerak, bergerak dan menggerakkan. Sehingga guru penggerak tidak boleh melupakan peran pentingnya, yaitu:
- Menjadi penggerak dalam komunitas belajar bagi rekan guru disekolah dan wilayah kerjanya.
- Melatih rekan guru dalam mengembangkan pembelajaran yang berpusat pada siswa, guru penggerak adalah guru merdeka yang mampu mendesain dan mengelola pembelajaran yang menarik dan unik sehingga siswa termotivasi untuk belajar dan berkreasi sesuai dengan bakat dan minatnya.
- Guru penggerak menjadi agen perubahan dalam hal peningkatan kualitas kepemimpinan siswa di sekolah.
- Guru penggerak harus mempu menciptakan ruang diskusi dan berkolaborasi dengan sesame rekan guru atau komunitas praktisi dilingkungan sekitarnya.
- Guru penggerak harus menjadi pemandu dalam proses pembelajaran yang menciptakan suasana aman dan nyaman serta damai sejahtera dalam ekosistem pembelajaran. Dengan pembelajaran yang aman dan nyaman, siswa dapat terdorong untuk mengembangkan diri menjadi pribadi yang bernalar kritis, aktif, kreatif, berhati mulia dan memiliki sikap toleransi.
- Guru penggerak harus terus update dan upgrade keilmuan secara continue. Guru penggerak harus selalu menguppgrade dirinya dalam mengikuti perkembangan zaman. Guru penggerak harus mampu meningkatkan dan mengembangkan kompetensinya sebagai guru secara mandiri.
- Guru penggerak juga merupakan motivator dalam pembelajaran untuk memacu efektivitas pembelajaran yang dilakukan. Guru penggerak harus mempu menjadi panutan serta mengarahkan dan mengubah karakter siswa kea rah yang lebih baik, sehingga kelak akan melahirkan generasi muda penerus bangsa yang berkualitas memiliki kedalaman pengetahuan dan spiritual sebagai ujung tombak kemajuan bangsa.
Arah pendidikan berada di tangan guru penggerak. Guru penggerak harus mampu menjadi guru merdeka yang tidak hanya terjebak dalam konten kurikulum merdeka, tetapi lebih pada aplikasi yang praktis dan inovatif sehingga tujuan implementasi kurikulum merdeka benar-benar tercapai.