Unduh Aplikasi Guru Binar
Kurikulum Merdeka
Author : Fajar Tri
Editor :

Tantangan Merdeka Belajar yang Harus Dihadapi Para Guru

Merdeka belajar kemendikbud merupakan program terbaru yang diperuntukan bagi sekolah usia dini hingga atas. Dengan program kurikulum baru ini diharapkan kedepannya pembelajaran bisa lebih maksimal dan tidak menekan kebebasan guru maupun peserta didik. 

Merdeka belajar dianggap memiliki banyak keuntungan. Peserta didik dan guru tidak lagi harus belajar dengan berpatokan pada gaya di mendengarkan dan mencatat saja. Kini kelas bisa terasa lebih hidup. Sebab semua bisa lebih mengekspresikan pendapat dan bakatnya. 


Sebagai kurikulum baru tentunya ada banyak tantangan yang harus dilalui agar program bisa berjalan lancar. Baik itu tantangan siswa atau guru itu sendiri. Jika Anda seorang pendidik maka setidaknya ada 5 tantangan yang harus dihadapi. Beberapa diantaranya ada di bawah ini. 

  1. Minim Fasilitas dan Kualitas Guru

Merdeka belajar kemendikbud masih dikhawatirkan nantinya justru akan meningkatkan ketimpangan dalam keberlangsungan pendidikan. Sebab masih ada beberapa sekolah yang mungkin saja belum siap terkait dengan kebebasan di dalam program tersebut. Salah satu penyebabnya adalah minim fasilitas dan juga kualitas dari guru itu sendiri. 


Hal ini akan jadi sebuah tantangan besar yang harus dihadapi. Bahkan, sebagian besar sekolah juga mempertanyakan standar untuk kelulusan yang mana menggantikan Ujian Nasional jika sudah dihapus. 


Namun terkait hal tersebut sudah dijawab oleh menteri sendiri bahwa sekolah bisa saja menentukan sendiri standar nasional yakni lewat cara penilaian sekaligus bentuk tes. Sebab pada dasarnya pihak sekolah sendiri yang justru lebih mengetahui kondisi dan juga perkembangan dari para peserta didik dalam belajar dan menerima ilmu.  


  1. Keluar dari Zona Nyaman di Sistem Pembelajaran

Tantangan lain yang  akan dirasakan oleh guru dari pmm merdeka belajar adalah keluar dari zona nyaman di sistem pembelajaran yang biasa dilakukan sebelumnya. Sebab sebelumnya sistem pembelajaran justru dilakukan dengan  standar seperti pemberian materi, penjelasan serta pemaparan ke murid sebanyak 60% daripada keseluruhan waktu pembelajaran saat berada di kelas.